Ada banyak sekali mitos dan fakta seputar khitan yang tersebar di masyarakat. Sebagian memang ada yang bisa dipercayai. Sebagian hanya sebatas mitos yang sebaiknya tidak dianggap serius. Bahkan, bisa berbahaya ketika dipercaya sepenuhnya. Selain itu, Anda juga harus tahu usia yang tepat untuk khitan.
Maka, Anda harus berhati-hati di dalam memilah antara mitos dan fakta ini. Untuk membantu Anda mengetahui, mana yang benar-benar fakta dan mana yang sekedar mitos seputar khitan, berikut akan dijelaskan mengenai beberapa mitos dan fakta yang berkaitan dengan khitan.
Khitan Harus Sebelum Pubertas Agar Tubuh Berkembang
Mitos dan fakta seputar khitan yang pertama adalah khitan harus dilakukan sebelum pubertas. Hal ini untuk memaksimalkan tumbuh kembang si anak. Prosesi khitan memang sangat identik sebagai bagian proses tumbuh kembang anak dan menuju kedewasaan anak.
Maka dari itu, kebanyakan anak laki-laki dikhitan sebelum pubertas atau di usia anak-anak. Selain itu, banyak orang percaya bahwa khitan memang harus dilakukan sebelum pubertas. Jika tidak bisa, akan mempengaruhi tumbuh kembang anak di masa pubertas.
Misalnya saja, mempengaruhi perkembangan hormon dan tumbuh tinggi anak. Padahal, pemikiran ini hanya sekedar mitos semata. Perkembangan anak tidak pernah dipengaruhi faktor sudah dikhitan atau belum. Namun, tergantung pada faktor keturunan dan nutrisi yang diberikan pada anak.
Kulit Kulup Akan Sulit Dipotong Jika Telat Dikhitan
Salah satu alasan kenapa para orang tua seringkali mengkhitankan anak pada usia anak-anak. Karena ada kepercayaan, semakin tua anak dikhitan maka akan semakin sulit kulit kulup pada penisnya dipotong.
Kepercayaan ini ternyata hanya mitos saja, karena tidak ada hubungan ilmiah antara usia seseorang dengan tingkat kesulitan kulit kulup dipotong. Pada dasarnya, tekstur dan kemampuan pada bagian kulup akan sama saja. Tidak akan menjadi semakin tebal seiring dengan bertambahnya usia.
Apalagi, dengan adanya kemajuan teknologi kesehatan saat ini. Maka, akan semakin mungkin dan mudah untuk melakukan proses khitan di berbagai usia sekalipun. Namun, memang ada sebaiknya khitan dilakukan pada usia anak-anak. Karena pada masa ini, tubuh manusia memiliki kemampuan penyembuhan yang paling baik dan maksimal.
Tidak Boleh Berlari-Lari Menjelang Dikhitan
Banyak orang tua yang menyuruh anak laki-lakinya banyak istirahat dan tetap di rumah menjelang disunat. Minimal 3 hari menjelang disunat, anak laki-laki disuruh di rumah saja dan secara spesifik diminta untuk tidak berlari-lari dan bermain terlalu lelah.
Berlari-lari dianggap akan membuat jantung berdegup lebih kencang, menyebabkan darah akan dipompa lebih cepat dan lebih banyak. Muncul rasa khawatir, jika anak disunat dalam kondisi ini akan membuat darah yang keluar saat khitan akan semakin banyak.
Ternyata pemikiran ini salah besar, keluarnya banyak darah ketika disunat bukan karena anak sering berlari-lari. Namun, karena merasa tegang ketika dikhitan. Rasa tegang ini juga bisa membuat jantung berdegup lebih kencang.
Mengetahui informasi cara mengobati infeksi setelah khitan sama pentingnya di saat ingin memilih tempat khitan pada anak laki-laki. Bagi ayah dan bunda yang sedang mencarikan tempat sunat, maka bisa langsung berkunjung ke Rumah Khitan Syafaat, Safubot Malang dan Safubot Surabaya untuk bertemu dengan Dr.Iqbal Margi Syafaat.